KARIMUNSEPUTAR KEPRITERKINI

Baru Lima Hari Disidak Bupati Karimun, Dokter Saraf Malah Pilih Ikuti Kegiatan Ketimbang Layani Pasien

Warga Pulau Terpaksa Pulang Lagi Tanpa Dilayani

RADIOAZAM.ID – Baru saja dilakukan inspeksi mendadak (sidak) oleh Bupati Karimun Aunur Rafiq pada Senin kemarin (5/7), karena pelayanan yang terkesan lambat akibat dokter yang datang terlambat. Namun pada Jumat pagi (9/7), layanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani tak kunjung diperbaiki.

Hal itu terbukti ketika pasien datang dari pulau untuk berobat dan menemui dokter saraf di RSUD Muhammad Sani, tapi petugas yang menjaga pendaftaran mengaku pelayanan untuk dokter saraf ditutup. Tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu bagi pasien yang sudah dijadwalkan melakukan kontrol atau berobat lanjutan.

“Saat akan mengambil nomor antrian, ternyata petugas bilang layanan dokter saraf ditutup. Tidak diketahui penyebabnya. Sudah datang jauh-jauh dari pulau naik kapal dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, tau-tau bilangnya tutup, padahal mereka sendiri yang menjadwalkan agar saya datang hari ini, Jumat (9/7) untuk melakukan kontrol setelah beberapa pekan kemarin berobat pada dokter saraf,” cerita seorang pasien bernama R yang berasal dari Pulau Ungar Kecamatan Ungar, Jumat (9/7).

Dia pun heran ketika layanan dokter saraf ditutup, tidak ada pemberitahuan sebelumnya namun baru diberitahu setelah tiba di rumah sakit milik Pemkab Karimun itu.

“Kenapa tidak diberitahu bahwa dokter saraf tutup, kan bisa menghubungi lewat telepon atau SMS. Kami sudah datang jauh-jauh, pagi-pagi sudah berangkat naik kapal tapi ternyata tidak ada layanan,” ucap R.

Menurut R, diyakini tidak hanya dia sendiri yang mengalami hal serupa, tapi pasti ada pasien lain yang sudah datang jauh-jauh atau akan berobat ke dokter saraf, namun mengalami nasib yang sama.

“Yang kasihan pasti ada orang tua-tua atau yang sakit keras, harus dilayani dokter saraf tapi ternyata harus tutup. Kan waktu berobat pertama kita dimintai nomor ponsel, kenapa tidak menghubungi nomor yang telah diminta, sekedar memberitahu kalau layanan hari ini ditutup, kami pun tidak perlu datang jauh-jauh, pasti bisa diundur datangnya besoknya atau Senin. Tapi manageman RSUD tidak ada inisatif, malah memilih tutup tanpa sebap,” ungkap R.

Untuk datang lagi pada hari berikutnya, R mengaku belum dapat memastikan karena harus mengurus ulang jadwal cuti. Sementara dia harus memastikan kondisi kesehatannya dengan mendatangi dokter saraf, atas sakit gejala stroke ringan yang dialami.

Sementara itu, Kabid Pelayanan RSUD Muhammad Sani, Ade Kristiawan ketika dikonfirmasi mengaku, dokter saraf yang ternyata rangkap jabatan sebagai Pelaksana Tugas (PLt) Direktur RSUD Muhammad Sani, dr.Rosdiana, sedang ada kesibukan dan mengikuti kegiatan diluar secara mendadak. Sehinngga terpaksa dokter saraf pada rumah sakit plat merah itu tidak dapat melayani pasien.

“Saya tahu persis dokter saraf hari ini sangat sibuk, ada kegiatan yang tidak bisa ditinggal. Sehingga tidak bisa melayani pasien,” ujar Ade melalui sambungan ponselnya.

Disinggung apakah dokter saraf lebih mementingkan kegiatan diluar ketimbang melayani pasien yang sangat membutuhkan layanan kesehatan, Ade pun membantah hal tersebut. Dia kemudian mengaku akan mencarikan solusi lain agar pasien bernama R dapat dilayani meskipun tidak ada dokter saraf yang lain yang bisa menggantikan dr.Rosdiana.

“Kami sudah telepon kepala instalasi rawat jalan, jadi solusinya pertama kalau pasien mengalami keluhan saat ini, maka dipersilahkan datang berobat ke penyakit dalam. Tapi kalau tidak ada keluhan dan hanya sebatas kontrol ulang saja, silahkan datang pada hari Senin besok (12/7), dan langsung dilayani oleh dr Rosdiana,” jelas Ade.

Mengenai surat kontrol tertanggal 9 Juli, Ade memastikan masih berlaku untuk digunakan sebagai dasar layanan berobat pada dokter saraf pada Senin mendatang (12/7).

Disinggung tidak hanya rugi waktu karena sudah jauh-jauh datang dari pulau atas jadwal kontrol yang telah ditetapkan pihak RSUD M Sani, tapi juga biaya ongkos kapal bolak balik dari Ungar menuju Pulau Karimun dan naik angkutan umum menuju rumah sakit, bahkan harus mengorbankan pekerjaannya, sehingga cukup banyak kerugian yang dialami pasien.

Menanggapi hal itu, Ade justru mempersilahkan pasien atas nama R untuk datang lagi agar dapat dilayani oleh dokter penyakit dalam, sebagaimana solusi yang telah disampaikan.

“Kalau memang tidak mau datang hari Senin, silahkan datang lagi sekarang dan akan dilayani dokter penyakit dalam, kan sama sama dokter spesialis. Ilmunya lebih kurang juga,” ungkap Ade.

Ketika ditanya apakah sama antara dokter saraf dengan dokter penyakit dalam, Ade mengaku dalam kondisi tertentu, bagi pasien dengan diagnosa stroke dan membutuhkan dokter saraf, namun jika rumah sakit tidak ada dokter yang akan mengobati, maka diperbolehkan dokter penyakit dalam yang menangani.

Namun pasien tersebut pun sudah terlanjur pulang ke Pulau Ungar tanpa dilayani oleh dokter saraf RSUD Muhammad Sani.

Harapkan RSUD Tanjungbatu Segera Difungsikan

Karena tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang diharapkan, dan harus jauh-jauh datang dari Pulau Ungar menuju Pulau Karimun untuk berobat ke RSUD Muhammad Sani, seorang pasien bernama R mengharapkan kepada Pemkab Karimun agar dapat segera memfungsikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjungbatu, sehingga bagi pasien seperti dirinya yang berada di pulau, tidak begitu jauh datang berobat.

“Sudah ada RSUD Tanjungbatu, dan jaraknya pun cukup dekat dengan Ungar, tapi sampai sekarang tidak bisa difungsikan. Malah kami yang dari pulau-pulau tetap saja harus nyebrang ke Pulau Karimun, mengeluarkan biaya yang tidak sedikit,” ujar R.

Disamping itu, R mengharapkan agar layanan RSUD Muhammad Sani agar dapat diperbaiki, sehingga pasien dari pulau-pulau tidak dirugikan dari sisi biaya ongkos keberangkatan, maupun kerugian waktu karena jarak tempuh yang cukup jauh.(agn)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close