Breaking News

Bertaruh Nyawa Disetiap Musibah, Tagana Karimun Hanya Terima Tali Asih Rp250 Ribu Setiap Bulan Dari Pusat

RADIOAZAM.ID – Taruna Siaga Bencana (Tagana) kerap dijumpai di setiap musibah apapun, mulai dari kebakaran, banjir dan sebagainya mereka selalu berada di lokasi bencana. Namun siapa sangka imbalan atau uang tali asih dari pemerintah diterima hanya Rp250 ribu per bulan dan itu pun hanya dari pemerintah pusat.

Sedangkan insentif ataupun uang tanda terimakasih dari Pemerintah Kabupaten Karimun, sampai saat ini
belum ada dianggarkan.

Pada pagi selasa (8/6) sebanyak 43 orang anggota Tagana Kabupaten Karimun dikumpulkan, mereka menerima tali asih secara tunai melalui rekening masing-masing. Secara nominal tidak ada yang berubah, hanya teknis penerimaan, dari awalnya menerima dana cash kini berubah menjadi non tunai atau lewat rekening masing-masing, melalui Bank Mandiri.

“Nilainya tetap Rp250 ribu, yang berubah hanya penerimaannya saja, lewat Bank Mandiri. Sebelumnya kami yang menyerahkan secara tunai kepada masing-masing anggota Tagana,” kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Karimun, M Syahruddin usai penyerahan tali asih secara simbolis bagi Tagana di rumah dinas Bupati Karimun, Selasa (8/6).

Mulanya lanjut Syahruddin, jumlah personel Tagana Kabupaten Karimun cukup ramai ada 73 orang. Namun seiring waktu jumlah tersebut berkurang separuhnya, atau hanya tinggal 43 orang.

“Dulu itu diinformasikan bahwa memang tidak ada tali asih, makanya sekarang tinggal 43 orang. Tali asih yang diterima sekarang bersumber dari Kementerian Sosial, baru akan cari per dua atau tiga bulan sekali,” ungkapnya.

Nominal tersebut menurut Syahruddin, merupakan honor untuk Tagana. Namun dijelaskannya bahwa Tagana merupakan pekerja sosial. Dalam artian tidak ada gaji khusus. Sehingga nominal yang diterima pun bukan merupakan gaji, melainkan tali asih.

“Dari Pemkab Karimun sebetulnya sudah menganggarkan, tapi belum terealisasi. Karena situasi dan kondisi Kabupaten Karimun, sudah sering diajukan, tapi pada akhirnya belum disetujui. Mungkin ada yang lebih urgen,” ungkapnya.

Disinggung kelayakan nominal taliasih yang diterima Tagana Kabupaten Karimun apakah setimpal dengan harus bertaruh nyawa setiap ada musibah, Syahrudin mengaku memang angka Rp250 ribu tentu tidak cukup. Namun dia kembali mengatakan bahwa Tagana merupakan pekerja sosial yang harus siap.

Mereka secara sukarela membantu setiap ada musibah, termasuk juga disaat pandemi Covid-19 saat ini mereka masuk kedalam tim satgas.

Sementara itu, Ketua Tagana Kabupaten Karimun, Dedi mengatakan, keberadaan Tagana bukan hanya disaat terjadi bencana alam. Tapi juga disaat kondisi pandemi Covid-19 saat ini yang tergabung didalam satgas.

Tali asih yang mereka terima, dianggap sebagai motivasi untuk tetap bersemangat dalam membantu masyarakat disetiap musibah atau bencana.

“Memang dari Pemkab Karimun sampai sekarang belum ada. Tali asih yang kami terima hanya dari Kementerian Sosial. Harapan kami semoga pemerintah daerah juga ada kontribusinya,” harap Dedi.

Dedi mencontohkan, tali asih bagi Tagana di Mando dianggarkan oleh pemerintah daerah setempat senilai Rp1.500.000, di Provinsi Kepri, hanya Kabupaten Lingga yang tali asihnya cukup besar, senilai Rp750 ribu setiap bulannya.

“Ya apa salahnya tali asih dari pemerintah daerah sendiri itu dianggarkan, sekedar Rp50 ribu pun itu sudah jadi motivasi bagi kami dan akan sangat membanggakan, itu sebagai tanda perhatian pemerintah daerah,” pungkasnya.(agn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *