Breaking News

Khawatir Tradisi Melayu Tergerus Zaman, LAM Tebing Gelar Lomba Pantun dan Albarzanji

RADIOAZAM.ID – Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kecamatan Tebing, Basirun Banun mengatakan, tradisi berpantun dalam adat Melayu, yang menjadi rangkaian acara hajatan pernikahan untuk prosesi hantaran belanja, atau biasa disebut dengan seserahan, dinilai perlu dilestarikan agar tidak tergerus zaman.

Basirun menilai, arus globalisasi dan perkembangan media sosial membuat tradisi berpantun terancam punah. Sehingga perlu diantisipasi dengan menggelar perlombaan berpantun tingkat pelajar, yang diikuti 10 sekolah tingkat SMP dan SMA, se Pulau Karimun dan Kundur, Sabtu (9/11) di Gedung Pemuda Kecamatan Tebing.

“Makanya digelar lomba perbantun ini, sebagai antisipasi dan mengajarkan kepada generasi penerus tentang adat istiadat Melayu yang ada di Kabupaten Karimun,” ujar Basirun.

Lomba berpantun juga dinilai sebagai salah satu sarana mengingatkan generasi muda agar tidak terpaku. Karena mereka akan menjadi penerus para tokoh dan orang tua dalam majelis hantaran belanja, yang didalamnya terdapat tradisi berpantun.

“Supaya tidak tertinggal dan tidak terkikis zaman. Jangan sampai ada anak muda yang cakap tidak tahu berpantun,” katanya.

Untuk mempreaktekkan tradisi berpantun dalam kondisi yang sebenarnya, pemenang yang meraih juara satu
akan dibawa pada majelis pernikahan hantaran belanja, yang akan menjadi tim berbalas pantun.

“Pemenang akan saya bawa untuk menjadi tim ahli pantun pada majelis pernikahan dalam waktu dekat ini,” tambah Basirun.

Kegiatan itu disejalankan dengan perlombaan tradisi Melayu lainnya, yakni pembacaan albarzanji. Dengan diikuti sebanyak 12 peserta dari ibu-ibu majelis taklim Kelurahan dan Desa se Kecamatan Tebing.

“Lomba pembacaan albarzanji, tujuannya adalah agar ibu-ibu majelis taklim tidak hanya menggelar pengajian dalam kegiatan formalitas saja, tapi ada sisipan budaya Melayu yang harus dilestarikan,” pesannya.

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Karimun, Nyimas Novi Ujiani yang turut hadir dalam menyerahkan hadiah kepada para juara menyebutkan, lomba tradisi Melayu yang digelar LAM Kecamatan Tebing patut diacungi jempol. Karena sebagai pagar adat yang berupaya mempertahankan budaya Melayu di Kabupaten Karimun khususnya Kecamatan Tebing.

“Ini kaitannya dengan kepariwisataan, budaya Melayu yang dilestarikan menjadi nilai jual bagi wisatawan. Yang domainnya memang berada di Komisi II DPRD Kabupaten Karimun. Upaya LAM Kecamatan Tebing sebagai langkah melestarikan khazanah budaya tempatan, yakni berpantun pada hajatan pernikahan dan pembacaan albarzanji,” katanya.

Nyimas Novi menilai, jika tidak dilakukan kegaitan seperti itu, dikhawatirkan akan hilang dengan sendirinya.(agn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *