RADIOAZAM.ID – Prevalensi stunting di Provinsi Kepri dinilai mengalami penurunan yang signifikan.
Kondisi ini diungkapkan oleh Sekretaris Provinsi Kepri, Adi Prihantara, dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) penyusunan laporan kinerja percepatan penurunan stunting, yang digelar oleh BKKBN Kepri di Tanjungpinang, Senin (19/8/2024).
Adi Prihantara mengatakan, Pemprov Kepri berkomitmen penuh untuk menurunkan prevalensi stunting, melalui program intervensi yang terstruktur dan berkelanjutan.
“Kami terus berupaya untuk menurunkan angka stunting di seluruh Kabupaten dan Kota di Kepri, terutama di wilayah yang masih menunjukkan tren kenaikan seperti Batam. Berbagai program seperti peningkatan gizi melalui PMT, penguatan kapasitas tenaga kesehatan, dan pelaksanaan pengukuran serta surveilans secara berkala terus kami gencarkan,” ujar Adi Prihantara.
Secara detail Adi Prihantara menjelaskan penurunan angka prevalensi stunting, di Provinsi Kepri mengalami penurunan dari 17,6 persen pada tahun 2021, menjadi 15,4 persen pada tahun 2022. Di beberapa Kabupaten dan Kota juga demikian.
Bahkan angka yang paling signifikan terjadi di Kabupaten Karimun, dari sebelumnya 17,6 persen pada tahun 2021, lalu menjadi 13,3 persen pada tahun 2022, Kota Tanjungpinang dari 18,8 persen pada tahun 2021 menjadi 15,7 persen pada tahun 2022.
Selanjutnya Kabupaten Kepulauan Anambas dari 21,7 pada tahun 2021 menjadi 14,0 persen pada tahun 2022. Kabupaten Lingga dari 25,4 persen pada tahun 2021 menjadi 18,9 persen pada tahun 2022, dan Kabupaten Natuna dari 18,0 persen pada tahun 2022 menjadi 16,1 persen pada tahun 2023.
Namun, Kota Batam justru mengalami kenaikan prevalensi stunting, dari 15,2 persen pada tahun 2022, menjadi 16,1 persen pada tahun 2023. Kenaikan ini menandakan adanya tantangan yang masih perlu diatasi di daerah urban seperti Batam, meskipun berbagai upaya telah dilakukan.
Dikatakan Adi Prihantara, Pemprov Kepri melihat kenaikan yang terjadi di Kota Batam, sebagai peringatan untuk memperkuat program-program penanganan stunting, dan memastikan upaya intervensi yang lebih efektif diterapkan di lapangan.
“Pentingnya pencegahan stunting dari akar masalahnya. Sehingga program peningkatan kualitas sanitasi, akses air bersih, serta edukasi gizi bagi para ibu hamil dan keluarga menjadi prioritas. Serta berupaya keras agar penurunan ini tidak hanya sementara, tetapi berkelanjutan,” harap Adi Prihantara.
Kata dia, Pemprov Kepri juga terus memperkuat koordinasi antar Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di berbagai tingkatan, serta memberikan perhatian khusus kepada keluarga berisiko tinggi.
“Sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat adalah kunci keberhasilan ini,” jelasnya.
Adi Prihantara juga menyampaikan apresiasi atas kerja keras semua pihak, yang telah berkontribusi dalam menurunkan angka stunting di Provinsi Kepri.
Dengan penurunan prevalensi stunting yang sudah mulai terlihat di sebagian besar wilayah, Kepri, maka Adi Prihantara mengaku optimis dapat mencapai target penurunan prevalensi hingga 10,20 persen pada tahun 2024.(agn)
Average Rating