KARIMUNSEPUTAR KEPRITERKINI

Sudah Setahun Lebih, Polres Karimun Tak Berhasil Ungkap Kasus Tewasnya Khairunnisa

Keluarga Masih Terpukul dan Gelar Tahlilan

RADIOAZAM.ID – Masih ingat dengan Khairunnisa, gadis belia warga Teluk Air Kecamatan Karimun yang hilang berbulan-bulan tahun 2019 lalu, namun jasadnya ditemukan sudah jadi tulang belulang tepat di belakang Hotel E Cotel Kelurahan Lubuk Semut Kecamatan Karimun, oleh seorang warga yang tengah mencari kayu bakar.

Kini kasus kematian Khairunnisa yang sempat dinyatakan hilang tak kunjung ada kejelasan. Padahal, aparat kepolisian sempat membongkar makam amlarhumah Khairunnisa di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Teluk Air, dengan alasan untuk melakukan otopsi, guna mengetahui penyebab kematiannya, namun hingga kini sudah setahun berlalu, pihak keluarga tak kunjung mendapatkan kejelasan.

Peristiwa itu masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga, sehingga ayah almarhumah bernama Heriyanto (43) dan ibunya bernama Siti Rahani (40), menggelar tahlilan atau doa arwah, yang ditujukan kepada Khairunnisa. Dengan membaca surah Yasin dan doa-doa, yang dipandu oleh Ustadz Azwardi dan dihadiri warga setempat, pada Kamis malam (5/10), di kediamannya, tepatnya di RT 003 RW 001 Kelurahan Teluk Air Kecamatan Karimun.

Tahlilan setahun tewasnya Khairunnisa menjadi perhatian bagi pemuda di Kabupaten Karimun, sehingga turut hadir dalam membacakan surah Yasin dan doa-doa, mereka terdiri dari praktisi hukum dan dari Komunitas Aktivis Muda Indonesia (KAMI) Kabupaten Karimun.

Heriyanto, sang ayah dari alamrhumah Khairunnisa mengaku sampai saat ini keluarga masih terpukul, atas kepergian putri keduanya itu sejak setahun yang lalu. Pihak kepolisian hingga kini tak kunjung memberikan jawaban perihal penyebab anaknya itu meregang nyawa, yang tulang belulangnya ditemukan di semak-semak belakang Hotel E Cotel.

“Maksud dari tahlilan ini adalah untuk mengingat dan mengenang satu tahun meninggalnya putri kami, tindakan terakhir dari kepolisian adalah membongkar makam, tapi sudah setahun tak juga ditemukan jawabannya,” ucap Heriyanto usai tahlilan di kediamannya.

Dikatakan Heriyanto, setahun berlalu, keluarganya tak kunjung mendapatkan informasi mengenai perkembangan tewasnya siswi lulusan dari MTS Yaspika Kecamatan Karimun itu.

“Terakhir saya tanyakan ke Kasat Reskrim, AKP Herie Pramono pada puasa ramadahan kemarin, yang kebetulan saya ikut kerja dalam salah satu pembangunan di lingkungan Polres, tapi saya tak dapat jawaban. Katanya belum lagi, belum ada jawaban dari otopsi kerangka. Dijawab waktu itu susah, maksudnya sudah tulang belulang. Ini yang buat saya heran, padahal di daerah lain jasad yang sudah bertahun-tahun bisa ketahuan pelakunya,” ungkap Heriyanto.

Menurutnya, sampai saat ini, tindakan otopsi yang dilakukan Polres Karimun usai pembongkaran makam, tak pernah memberitahukan kepada pihak keluarga.

“Ini sudah setahun lebih, kami berharap agar Polisi dapat memberitahukan ke kami, kalau dia dibunuh siapa pelakunya, kalau dia bunuh diri, dari bukti-bukti yang ada sangat jauh sekali dugaan bunuh diri,” ucapnya.

Usai tahlilan, ibu dari Khairunnisa bernama Siti Rahani tak kuasa menahan sedih, dia lebih banyak diam mengenang setahun kepergian buah hatinya yang terkenal cerdas dan juara kelas itu. Usai tahlilan, saat berbincang-bincang, sesekali Siti Rahani tersedu menahan sesak karena sudah setahun dia ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh Khairdunnisa.

“Saya sedih. Mudah2an cepat terungkap,” kata Rahani.

Dia pun berencana mendatangi Polres Karimun untuk kesekian kalinya, dalam menanyakan kasus tewasnya anak keduanya itu.

“Dulu kan waktu bongkar makam anak saya untuk melakukan otopsi, Polres Karimun berjanji mau kasitau hasilnya, tapi sudah setahun lebih dan sampai sekarang kami tak pernah diberi tahu. Kami berharap agar pelaku segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya,” ucap Rahani.

Selama ini lanjut Rahani, keluarga hanya mampu berdoa agar kematian anaknya segera terungkap dan mengetahui siapa pelaku yang menjadi penyebab tewasnya Khairunnisa.

Rahani sempat berkali-kali didatangi Khairunnisa dalam mimpinya, sehingga kasus kematian anaknya itu takkan pernah dilupakan dan masih terus meminta kepada Polres Karimun agar serius bertindak.

Sementara, Bendahara Komunitas Aktivis Muda Indonesai (KAMI) Kabupaten Karimun, Jufri Hardika mengaku sangat prihatin atas kasus Khairunnisa, yang sudah setahun lebih tak kunjung terungkap. Padahal pihak kepolisian telah melakukan pembongkaran makam untuk keperluan otopsi, namun tak kunjung menemukan jawaban.

“Kebetulan kami juga warga Teluk Air, jadi turut hadir dalam tahlilan setahun meninggalnya Khairunnisa secara misterius. Dengan tahlilan ini semoga Polres Karimun tidak lupa,” kata praktisi hukum ini yang diamini Ketua KAMI Karimun, Bustami Arifin.

Karena sudah setahun tak ada kejelasan, maka Komunitas Aktivis Muda Indonesia (KAMI) Kabupaten Karimun akan mengawal kasus tersebut dan mendesak Polres Karimun untuk memberikan jawaban terkait langkah-langkah yang telah dilakukan.

Ayah dan Ibu almarhum serta keluarga besar Khairunnisa usai menggelar tahlilan, Kamis malam (5/11) di kediaman orang tuanya

Kronologis Sebelum Khairunnisa Ditemukan Tewas Tinggal Tulang Belulang

Khairunnisa dikabarkan hilang sejak 6 Mei 2019 saat momen hari raya Idul Fitri ketiga. Sebelum hilang, dia sempat berlebaran bersama keluarga pada lebaran pertama dan lebaran kedua. Setelah lima bulan lamanya dinyatakan hilang, jasad Khairunnisa ditemukan di belakang Hotel E Cotel Kelurahan Lubuk Semut Kecamatan Karimun, pada 25 Oktober 2019, dalam kondisi tinggal tulang belulang.

Kerangka manusia itu ditemukan awalnya oleh seorang warga yang tengah mencari kayu bakar di sekitar lokasi ditemukan tulang belulang. Temuan itu menggegerkan warga dan Polisi pun mendatangi lokasi. Beberapa barang tiemukan disekitar tulang belulang, mulai dari pakaian perempuan berupa baju berwarna merah lengan panjang motif bunga dan jilbab warna hitam, celana panjang warna abu-abu merek Martin, yang masih melekat pada tulang atau kerangka tersebut. Kemudian ada tas sandang wanita warna gelap, botol minyak wangi, botol pemutih pakaian dan uang tunai senilai Rp 270.000.

Ibu dan saudara kakak Khairunisa mengenali pakaian dan barang-barang yang dikenakan korban, saat temuan kerangka manusia itu. Sehingga pihak keluarga pun memastikan penemuan kerangka manusia itu adalah Khairunnisa.

Setelah dipastikan bahwa kerangka manusia itu adalah Khairunnisa, maka pihak keluarga pun membawanya pulang untuk disemayamkan dan dikebumikan pada Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Teluk Air Kecamatan Karimun, tepat didepan Koramil Karimun.

Namun beberapa pekan setelah dikebumikan, Polisi kemudian melakukan pembongkaran makam dari almarhumah Khairunnisa pada Selasa pagi, 26 November 2019. Pembongkaran makam itu dilakukan oleh Satreskrim Polres Karimun bersama tim dari Polda Kepri. Tujuan pembongkaran makam Khairunisa tersebut untuk mengambil sample guna dilakukan penyelidikan.

Setelah setahun berlalu tewasnya Khairunnisa, hingga kini, pihak keluarga tak kunjung mendapati informasi dari tindakan Polisi tersebut.(agn)

Related Articles

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close