RADIOAZAM.ID – Suhu politik di Kabupaten Karimun memanas seketika, hal itu bermula postingan seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Karimun dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Komarudin, pada laman facebook miliknya tentang menolak Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Status tersebut dibuatnya dan diposting pada Senin pagi (7/9) melalui akun facebook atas nama Komar
Sahabatq.
“Dizaman demokrasi ini semua orang punya hak politik yang sama. Mau mendukung salah satu partai politik BOLEH, mau menolaknya juga BOLEh. Hebohnya pernyataan Ketua DPR RI, Puan Maharani tentang mendukung negara Pancasila yang menyinggung perasaan orang Minang, saat PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) mencalonkan pasangan Gubernur Sumatera BArat baru-baru ini di negeri Minangkabau, membuat masyarakat minang bertambah solid untuk menolak PDIP,” tulis Komar.
Ciutannya itu cukup panjang dan tetap berisikan penolakan terhadap PDIP. Namun statusnya itu hanya bertahan sekitar satu jam saja, tidak berapa lama ternyata telah dihapusnya karena menuai polemik dan perang dingin melalui status, antar anggota DPRD Kabupaten Karimun.
Bukan berasma PDIP Kabupaten Karimun, tapi melainkan pernyataan Komarudin sang politisi dari PKS itu direspon oleh Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Kabupaten Karimun, Nyimas Novi Ujiani. Melalui tulisan yang juga cukup menohok Komarudin.
“Ada kader PKS yang menyatakan tolak PDI-P, sementara di beberapa daerah, PKS berkoalisi bersama PDI-P. Jangan munafik dalam mempengaruhi rakyat. Di Tempat lain anda bermusuh, di daerah lain anda berpelukan. Maka anda pun pengadu domba. Mari berpolitik santun kawan. Berpolitik dengan riang gembira,” tulisnya.
Dikhir tulisan, Nyimas Novi menambahkan hastag #PKBbergerak,#PKBmembela Rakyat, #SALAMSANTUN,#jagamulut dan #jagaASWAJA.
Beragam komentar pun membanjiri tulisan Nyimas Novi. Namun kepada media ini dia menyebutkan, tulisan Komarudin justru sangat mempengaruhi tensi Pilkada di Kabupaten Karimun, terlebih ada pernyataan tolak PDIP. Sehingga Nyimas Novi merasa perlu menjawab apa yang ditulis Komarudin atas penolakan terhadap partai berlogo banteng tersebut.
“Kita harus memberikan pembelajaran politik yang santun, bukan malah mengadu domba. Apa yang disampaikan Komarudin itu tentu bisa mempengaruhi warga Minang di Kabupaten Karimun untuk ikut-ikutan menolak PDIP,” ucap wanita yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Karimun ini.
Setelah mendapat respon seperti itu, status yang ditulis Komarudin pun kemudian tiadk bisa lagi dilihat karena sudah dihapus. Namun telah heboh di media sosial. Sehingga komarudin pun buru-buru ikut berkomentar pada media sosial yang telah heboh. Dia berlasan kalau tulisannya itu tidak ada kaitannya dengan Kabupaten Karimun, dia hanya mengutip tulisan dari seorang yang dianggapnya Ustadz, yakni Tengku Zulkarnain.
Kemudian pada Selasa siang (8/9), digelar pertemuan terbatas dan tertutup oleh tiga orang anggota DPRD Kabupaten Karimun di ruang Komisi II DPRD Karimun, diantaranya Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Karimun, Nyimas Novi Ujiani, Ketua Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Karimun, Sulfanow Putra dan anggota Fraksi PKS DPRD Kabupaten Karimun, Komarudin dalam membahas “perang dingin” tersebut.
Hasilnya, ketiga anggota DPRD itu bersepakat untuk menyudahi polemik itu, dimana Komarudin yang juga dikenal sebagai seorang ustadz, telah bergandengan tangan bersama Sulfanow Putra dan Nyimas Novi.
“Saya marah, kesal dan kecewa dengan postingan beliau di halaman facebooknya beliau terkait tolak PDI-P, yang diambilnya dari salah satu tokoh nasional melalui akun pribadi medsosnyal, yang senantiasa menyerang pemerintah dan bahkan beberapa kali ikut menebarkan hoax, mengadu domba masyarakat,” ujar Nyimas Novi.
Tentu saja lanjut Nyimas Novi, di masa Pilkada seperti saat ini, partai-partai koalisi sangat terganggu jika ada yang menyerang partai koalisi lainnya, apalagi dengan bahasa provokatif. Karena kita tidak bisa menyamakan situasi politik di daerah lain, untuk diangkat di daerah kita, hanya sekedar untuk mendulang suara.
“Sebagai politisi, kita dari partai politik siap melakukan kompromi politik apa saja, dengan siapa pun, dan melalui langkah apa pun. Namun, jangan sampai kita kehilangan kesantunan hingga akhirnya harus mengorbankan nilai-nilai agama, ukhuwah, etika dan ideologi partai itu sendiri,” ungkapnya. Nyimas Novi berharap, semoga dengan pertemuan klarifikasi dan islah tersebut, para anggota DPRD Kabupaten Karimun itu dapat menjadikan Pilkada Kabupaten Karimun sebagai pesta demokrasi riang gembira, untuk kemajuan Karimun, bumi berazam.(agn)
Average Rating