RADIOAZAM.ID – Sekolah disemua jenjang pendidikan dibawah naungan Yayasan Darul Mukmin, dinyatakan siap melakukan pembelajaran tatap muka. Mulai dari Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT), Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT), Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) dan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ), semuanya sudah mempersiapkan sesuai protokol kesehatan.
Direktur Yayasan Darul Mukmin, M Rasyid Nur menjelaskan, semua persiapan yang dibutuhkan saat ini dinyatakan sudah maksimal, mulai dari sarana dan prasarana penunjang dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka. Ruang belajar dengan pengaturan jarak tempat duduk siswa, serta jadwal masuk siswa juga telah dipersiapkan.
“Sekarang kita sedang melakukan survey kepada para orang tua wali murid, mengenai persetujuan mereka dalam proses KBM disekolah atau tatap muka untuk para anak-anaknya, apakah setuju atau tidak. Kemudian dari hasil survey itu nanti akan dijadikan dasar untuk kita meminta izin kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Karimun, dalam melakukan belajar secara tatap muka disekolah,” ungkap Rasyid, Sabtu (26/12).
Kesiapan KBM tatap muka disekolah menurutnya, mengacu kepada Surat Keputusan Bersama (SKB) empat Menteri, yang mengatur tentang belajar tatap muka disekolah pada awal smester ganjil nanti. Kemudian dikembalikan lagi kepada masing-masing kepala daerah untuk menetapkan apakah sudah bisa siswa masuk sekolah atau masih tetap belajar dari rumah.
“Sambil menunggu keputusan dari Bupati Karimun, apakah kita mulai belajar disekolah dengan cara tatap muka ataukah belajar dari rumah masih diperpanjang. Kami pada prinsipnya semua jenjang pendidikan dibawah Yayasan Darul Mukmin sudah siap, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, baik itu di TKIT, SDIT, SMPIT, dan TPQ,” jelas Rasyid.
Sementara itu, Manager SDM dan Pendidikan Yayasan Darul Mukmin, Noorfamayani menjelaskan, semua jenjang pendidikan di Yayasan Darul Mukmin telah dipersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran tatap muka, dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Sudah kami siapkan semua untuk penerapan protokol kesehatan. Mulai dari tempat mencuci tangan, handsanitizer, persediaan masker untuk para siswa jika ada yang rusak dan sebagainya, penyemprotan cairan disinfektan secara berkala setiap hari. Sampai kepada penjadwalan siswa masuk sekolah secara bergantian, dalam jumlah yang telah dibatasi,” katanya.
Dijelaskan Fama, untuk TKIT Darul Mukmin jumlah siswa keseluruhan sebanyak 35 anak, yang akan dibagi dua sift dengan menggunakan empat ruang belajar. Satu kelas akan dibagi untuk lima anak. Sift pertama atau TK A masuk mulai pukul 07.30 WIB sampai pukul 09.30 WIB, lalu sift kedua untuk TK B mulai masuk pukul 10.00 WIB sampai pukul 11.30 WIB. Mereka dibimbing oleh tujuh guru, masing-masing kelasas akan ada dua guru yang mendidik.
Kemudian untuk SDIT Darul Mukmin, total siswa 571 dengan menggunakan 25 ruang belajar. Masing-masing kelas menggunakan empat ruang baljar kecuali kelas V tiga ruangan dan kelas VI tiga ruangan. Dengan metode pembelajaran juga menggunakan ruang belajar secara bergantian per satu hari.
“Untuk SDIT Darul Mukmin, jadwal masuk kelas tetap jam 07.00 WIB dan pulangnya jam 11.30 WIB, satu kelas maksimal hanya 15 sampai 18 orang. Tidak ada sift kedua dihari yang sama. Namun mereka dibagi kedalam dua kelompok. Misalnya kelompok A masuk hari Senin, kelompok B masuk hari Selasa, tapi hari Senin itu kelompok B tetap belajar dirumah dengan mengerjakan materi dari guru. Nanti minggu depan gantian lagi, kelompok B masuk hari Senin, yang A masuk hari Selasa, begitu terus secara bergantian,” jelas Fama.
Menurutnya, penentuan jam belajar SDIT Darul Mukmin memang ada pengurangan, jika dalam satu jam mata pelajaran biasanya 45 menit, namun saat ini maksimal hanya 20 menit. Dalam mengikuti proses KBM disekolah, ratusan siswa tersebut akan dididik oleh 40 orang guru yang telah dipersiapkan, dan memiliki kemampuan tak riagukan lagi.
“Pengurangan jam belajar per satu jam itu semuanya sama, maksimal 20 menit. Mulai dari siswa TKIT, SDIT, SMPIT dan TPQ,” tambah Fama lagi.
Dia menyebutkan, meski terjadi pemangkasan lamanya jam belajar siswa, namun mata pelajaran tentang keislaman, ibadah dan Al-Quran tidak dikurangi. Karena merupakan kompetensi daras yang harus dipenuhi oleh seluruh siswa bagi semua tingkatan pendidikan. Dalam artian, muatan lokal tersebut menjadi dominan dalam pembelajaran bagi TKIT, SDIT, SMPIT dan TPQ di Yayasan Darul Mukimin. Dengan menyiasati tambahan jam dilakukan pada pagi hari.
Sedangkan untuk SMPIT Darul Mukmin, diberlakukan belajar sift pagi dan siang. Masuk pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 10.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan sift siang masuk pukul 11.30 WIB dan pulang pukul 14.00 WIB. Dengan rusai pembelajaran setiap satu jam hanya 20 menit maksimal.
“Metode pembelajaran yang kita lakukan tidak ada jam istirahat, tapi kita memberikan jeda menjelang pergantian mata pelajaran yang lain, ada waktu kosong beberapa menit. Tujuannya adalah agar tidak ada kumpul-kumpul, kalaupun mereka istriahat dengan waktu jeda beberapa menit tadi, tetap kita kontrol dan hanya boleh didalam kelas. Ngobrol dengan teman-teman sekelas pun tetap hanya duduk dibangku masing-masing. Itu berlaku bagi semua unit, mulai dari TKIT, SDIT, SMPIT dan TPQ,” katanya.
Pembelajaran dengan cara tatap muka sejatinya sudah pernah dilakukan oleh SMPIT saat awal tahun ajaran baru 2020-2021 pada Juli kemarin. Namun pemerintah kembali memberlakukan belajar dari rumah semua jenjang pendidikan karena kasus positif Covid-19 di Kabupaten Karimun terus bertambah.
“Total siswa SMPIT ada 191 orang dengan jumlah guru 14. Kemarin mereka sudah sempat melakukan belajar tatap muka pada bulan Juli, sudah berjalan dua minggu dan kita tetap laksanakan protokol kesehatan. Tidak ada kendala, hanya saja para guru mengaku sangat kurang sekali jam mengajarnya, 20 menit per satu pelajaran ditakutkan ada materi yang tak tersampaikan. Tapi kami masih terus memaksimalkan waktu yang telah ditentukan oleh pemerintah,” ungkap Fama lagi.
Ketika semua jenjang pendidikan diperbolehkan melaksanakan belajar tatap muka disekolah, maka Yayasan telah mempersiapkan petugas untuk melakukan penyemprotan disinfektan setiap hari. Disamping itu, semua jenjang sekolah atau setiap unit juga akan melaksanakan penyemprotan disinfektan saat pergantian mata pelajaran.
Sudah 95 Persen Siap Laksanakan Belajar Tatap Muka
Dalam kesempatan itu, Manager SDM dan Pendidikan Yayasan Darul Mukmin, Noorfamayani mengatakan, saat ini kesiapan semua sekolah dibawah naungan Yayasan Darul Mukmin telah siap 95 persen. Hanya tinggal menunggu keputusan Bupati, apakah diperbolehkan belajar tatap muka ataukah memperpanjang jadwal belajar dari rumah.
“Sudah 95 persen kita siap, baik itu TKIT, SDIT, SMPIT dan TPQ. Sisanya yang lima persen lagi adalah sifatnya yang tidak terduga. Misalnya ada anak-anak yang lupa bawa masker, atau ada yang maskernya rusak maka kita ganti dengan masker yang telah kita sediakan sebagai persediaan untuk antisipasi. Kemudian bagaimana caranya membuat agar anak-anak tidak kumpul-kumpul. Barangkali bisa disiasati dengan game individual,” ungkap Fama.
Tidak hanya penerapan protokol kesehatan bagi para siswa siswi di semua jenjang pendidikan dibawah Yayasan Darul Mukmin, tapi juga diberlakukan bagi seluruh orang tua wali murid yang akan mengantar dan menjemput anak-anak mereka. Tidak ada orang tua yang dibenarkan masuk kedalam areal sekolah, cukup sampai didepan pintu gerbang lingkungan Yayasan Darul Mukmin, lalu anak-anak akan berjalan kaki menuju gedung atau ruangan kelas masing-masing.
“Bagi wali murid yang akan menjemput, maka kita akan arahkan terlebih dauhlu para siswa untuk keluar satu satu secara antri, lalu dibimbing para guru menuju gerbang. Sementara didepan pagar akan ada petugas yang mengatur agar orang tua tidak kumpul-kumpul atau tidak ngobrol dan wajib patuhi protokol kesehatan,” tegasnya.
Fama juga menyampaian, agar para oran tua wali murid mempercayakan proses pembelajaran kepada pihak manageman, dan tidak ragu akan metode pembelajaran dimasa pandemi Covid-19 di lingkungan Yayasan Darul Mukmin.
“Kita telah berupaya semaksimal mungkin dalam menerapkan protokol kesehatan, maka dari itu tak perlu ragu akan kesiapan kami dalam melaksanakan proses belajar tatap muka di sekolah. Tak perlu takut yang berlebihan, tapi waspada dan antisipasi itu sangat perlu,” sebutnya.
Hanya saja, Fama menilai akan tetap menunggu keputusan pemerintah daerah, apakah memberlakukan belajar tatap muka disekolah, ataukah belajar dari rumah kembali diperpanjang.(agn)
Average Rating