KARIMUNSEPUTAR KEPRITERKINI

Warga Sakit Jiwa dan Dipasung Kembali Terjadi di Karimun

Tak Punya Identitas

RADIOAZAM.COM – Kasus warga sakit jiwa dan dipasung kembali terjadi. Kali ini dialami seorang pemuda bernama Muhammad Syah (33). Kainya terpaksa dirantai oleh pihak keluarga, karena kerap menghilang dan membahayakan keselamatan warga.

Syah dirawat oleh familynya bernama di RT 03 RW 01 Desa Pangke Barat Kecamatan Meral Barat.Ia baru tiba dari Malaysia sekira empat bulan lalu, tingkahnya belum begitu parah dan masih bisa terkendali. Namun dalam tiga bulan terakhir dia sering pergi jauh dan sempat beberapa kali mengancam pengguna jalan.

Karena ulahnya itu, tanganb kanan Syah terpaksa dirantai dan ujung rantai diikatkan pada tiang teras rumah saudaranya yang merawat. Dengan kondisi hanya satu tangan yang dapat digunakan, ia tetap melakukan berbagai macam kebutuhan, mulai dari mandi, buang air dan makan dilakukan di tiang tersebut.

Syah tidak memiliki identitas apapun ketika tiba dari Malaysia dan tinggal menetap di Karimun. Sehingga menjadi hambatan saat akan dilakukan penanganan agar bisa diantar berobat.

Mendapati informasi itu, anggota DPRD Kabupaten Karimun, Nyimas Novi merasa terenyuh dan langsung
bergerak cepat. Sama seperti kasus serupa sebelumnya, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini pun menghubungi seluruh stakeholder terkait. Untuk sama-sama keroyokan membantu agar Syah dapat segera berobat dan dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Pekanbaru.

“Saya hadir disini ingin untuk mengadvokasi permasalahan ini, agar Syah ini jelas identitas kewarganegaraannya. Sehingga tadi saya libatkan semua unsur, mulai dari Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil (Disduk Capil), Camat Meral Barat, aparat Desa, RT, RW, bahkan menghadirkan pihak Imigrasi, supaya ada kejelasan identitas sebenarnya,” jelas Nyimas Novi yang menjenguk kondisi Syah, Selasa (24/9).

Sedangkan langkah konkret yang dilakukan, mengawal atau persoalan yang dialami Syah, terlebih untuk menentukan identitas kewarganegaraannya, berdasarkan keterangan beberapa saudaranya yang berhasil ditemui.

“Para stakeholder awalnya ragu, karena dia ini dari Malaysia. Kemudian segera kita fasilitasi untuk mendapatkan jaminan kesehatan, dan segera kita bawa ke Rumah Sakit Jiwa untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan kesembuhannya,” jelas Nyimas Novi.

Syah lanjut Nyimas, tidak bisa dikategorikan terlantar karena banyak saudaranya yang bisa mengurusnya. Hanya saja identitas diri yang dimiliki saat tiba dari Malaysia tidak diketahui rimbanya.

Menurutnya, dari pendampingan yang dilakukan telah didapati sedikit titik terang. Bahwa harus ada pernyataan dari kelaurga, yang menyatakan bahwa benar Syah merupakan keluarganya dan warga Indonesia. Sehingga ada dasar untuk diterbitkan identitasnya, yang juga harus diketuahui oleh RT dan RW, kemudian Desa dan Kecamatan.

“Nanti berdasarkan itu lah kita minta lagi dari Dinas Kesehatan atau Puskesmas untuk memeriksa kesehatannya, dan dapat menyatakan bahwa dia memang mengalami gangguan jiwa. Nanti Dinas Sosial
menerbitkan semacam surat, bahwa benar ini harus mendapatkan fasilitas pengobatan sebagai rasa kemanusiaan, untuk diteruskan dan ditindaklanjuti. Nanti KTP nya akan mengikut di Kartu Keluarga (KK) milik saudara yang mengurusnya,” tambah Nyimas Novi.

Sementara, Razlan mengatakan, Syah memang sudah lama berada di Malaysia, dia merupakan warga kelahiran Kecamatan Kundur Barat tepatnya di Sawang. Sewaktu masih remaja dia kerap keluar masuk ke negara tetangga secara gelap atau illegal.

“Dulu kan mudah masuk Malaysia secara illegal tak begitu ketat, bahkan tidak pernah pulang pun bisa. Ayahnya sudah meninggal dan dikebumikan di Malaysia, ibunya tidak tahu dimana rimbanya. Saat pulang ke Karimun, kondisinya belum separah ini, tapi dalam beberapa bulan ini semkain parah,” jelas Razlan.

Syah sempat mencelakai warga dan mencekik leher warga yang melintas di sekitar Bukti Tembak Kecamatan Meral. Lalu dijemput oleh kerabatnya dan sejak itu muncul ide untuk mempasung Syah, dengan cara diikat rantai agar tidak lagi pergi terlalu jauh.

“Di Malaysia dia tinggal di Sungai Buntu tak jauh dari Kukup. Satu kartu identitas pun tidak ada yang dia punya,” kata Razlan lagi.

Sambil menunggu kartu identitas Syah berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) nya selesai, saat ini pria tersebut masih tetap dipasung. Pihak Kecamatan Meral Barat berjanji akan menangani persoalan tersebut paling lambat Jumat besok sudah tuntas, sehingga kebutuhan akan identitas untuk digunakan dalam mendapatkan fasilitas berobat, bisa diperoleh.(agn)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close